JELEK TERUCAP MULIA TINDAKAN
Pada sebuah sore
bertepatan pada hari selasa 28 juli 2015, membuat saya sungguh terkagum dengan
partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat tempat saya tinggal lebih tepatnya
Gampong Ulee Tuy. Pada sore yang cerah tersebut kami para pemuda berlatih bola voli,
dengan dukungan yang sangat spesial diberikan oleh elemen masyarakat, baik itu
yang paruh baya, anak-anak seakan sudah menjadi tempat berkumpul dilapangan
voli setiap sore hari. Menyempatkan diri untuk menyaksikan/menonton latihan
voli yang diikuti oleh pemuda-pemuda Gampong Ulee Tuy. Namun yang membuat saya
terkagum sekali pada hari itu adalah ketika seorang paruh baya mengumpulkan
semak-semak bekas sampah, karena kondisi lapangan sudah lama tidak dipakai karena
bulan ramadhan dan idul fitri sehingga sampah dan berbagai jenis rumputpun
sudah memanjang. Berawal dari seorang mengumpulkan sampah, para penonton yang
lain juga tidak tinggal diam mereka juga ikut serta membersihkan sampah-sampah
yang berserakan disamping lapangan. Sedangkan kami yang sedang latihan hanya
menyaksikan saja tidakan yang mulia itu ketika bola terlempar keluar. Saya
hanya berfikir bahwa cuma mengumpulkan sampah saja dan membakar saja yang
dilakukan oleh masyarakat, namun dari sekian diantara mereka yang hadir dikala
sore itu pulang untuk mengambil mesin potong rumput. Mesin berbunyi itu berarti
tukang potong rumput sudah siap untuk mencukur setiap rumput yang ada pada
setiap sudut lapangan bola voli. Setelah terpotong tentu mereka membutuhkan
sapu untuk menyapu rumput-rumput yang telah terputus kerena putaran mesin yang
merupakan predator sangat ditakuti rumput. Kalau membeli untuk pemakaian sesaat
saya rasa tidak mungkin, tiba-tiba bersuaralah tuan yang rumahnya berhadapan
dengan lapangan voli, beliau memerintahkan anak-anak untuk mengambil sapu
dirumah kediaman beliau yang berwarna putih dan bertingkat dua itu. baru
terdengarlah irama bunyi sapu lidi yang digoyang maju-mundur oleh pemuda paruh
baya serta bergantian dengan anak-anak juga ingin ikut serta membersihkan
lapangan bola voli, satu-satunya lapangan olahraga yang dimiliki oleh Gampong
Ulee Tuy.
Sekira sore sudah menjelang magrib,
terlihatlah asap-asap putih yang beraroma rumput menutupi lapangan bola voli,
sehingga mata setiap orang yang berada dilapangan voli merah bahkan ada yang
keluar air mata. Melihat aktivitas gotong royong tersebut, datang seorang yang
berada menunjukkan kedermawannya bersedia untuk menyediakan minuman dingin nan
manis membuat dahaga yang meminum menjadi hilang. Sungguh mulia..
Seusai kami berlatih, timbul rasa haru dari
benak saya akan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut. Karena
pengamatan saya sebelumnya sebahagian besar masyarakat tidak menyukai aktivitas
latihan bola voli yang sudah menjadi aktivitas disetiap sore hari. Namun hari
ini terungkap bahwa penilaian saya itu sangat KELIRU, hari ini saya baru dapat
merangkumkan bahwa perkataan yang tidak baik dari masyarakat itu sebenarnya
hanya yang terucap oleh mulut, tetapi keiinginan yang sebenarnya ada didalam
hati mereka. Saya tidak tahu mengapa demikian, apakah mereka gengsi? atau malu?
untuk mengatakan atau mengarahkan ke jalan yang lebih baik. Saya kira rasa
gengsi rasa malu dan keterbatasan
kemampuan verbal mereka untuk menyampaikan saran sehingga mereka mengeluarkan
perkataan yang berlawanan dengan hati mereka. Namun hari ini saya yakin niat
mereka ingin melihat anak-anak, remaja-remaja, pemuda-pemuda yang sedang
berlatih bolavoli menjadi berprestasi. Itu saja saya kira hasrat dari seluruh
elemen masyarakat.
Semoga
teman-teman seperjuangan memiliki etika dan moral untuk menghargai seluruh
elemen masyarakat yang secara tidak sadar sudah memberikan kita sebuah
pengajaran. Kepada adik-adik yang masih labil juga terus meningkatkan latihan
dan selalu belajar dalam berbagai hal, terutama sekali tentang agama, moral serta
etika.
DAERAH TERTINGGAL MENGHAMBAT PENCAPAIAN PRESTASI
GENERASI INDONESIA
Indonesia merupakan
negara yang sangat luas yang terdiri dari ribuan pulau-pulau, dan dengan keanekaragaman
agama, budaya, suku, serta adat-istiadat, menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Sebuah nilai yang sangat
tinggi, dimana masyarakat Indonesia mampu untuk menghargai perbedaan tersebut,
sehingga terwujudlah bahu-membahu dalam memajukan negara Indonesia. Sekarang
ini Indonesia masuk kedalam sepuluh besar dengan Negara yang jumlah penduduk
terbanyak di dunia. jika jumlah penduduk yang banyak antara jumlah pangan dan
lapangan pekerjaan juga sebanding, maka hal ini tidak menjadi masalah bagi
negara. Namun yang terjadi saat ini adalah tingginya jumlah penduduk dengan
kecilnya peluang kerja serta kekurangan akan pangan. Sumber daya alam yang ada
di Indonesia sungguh melimpah-ruah, tetapi kenapa masih ada kemiskinan di
negeri tercinta ini? apakah karena pemanfaatan sumber daya alam yang kurang
optimal atau kurangnya sumber daya manusia di negeri kita.
Untuk menciptakan sumber daya manusia tentu
membutuhkan proses baik itu melalui pendidikan formal maupun non-formal. Dalam amanat
pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Serta pasal 31
UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pengajaran
dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dalam undang-undang. Sehingga pemerintah mengupayakan
wajib belajar 9 tahun yang dibuktikan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga
negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Generasi yang berprestasi merupakan impian para
leluhur kita dan cita-cita bangsa Indonesia. Dimana bisa kita lihat mereka yang
memiliki potensi dan bersungguh-sungguh dalam mencapai prestasi, pemerintah
selalu siap dalam hal membiayai pendidikannya sampai ke jenjang perguruan
tinggi terbaik dalam negeri bahkan ke luar negeri sekalipun. Tetapi setelah
selesai dari perguruan tinggi apa yang terjadi? mereka enggan kembali ke kampung
halamannya untuk mendedikasikan ilmu yang telah dimiliki atau membangun daerah
asalnya. Kenanapa demikian, apakah karena kurangnya penghargaan dari pemerintah
atau kepercayaan yang diberikan.
Daerah Tertinggal
Dilihat secara umum kendala yang terjadi di daerah
tertinggal adalah minusnya sarana transportasi, komunikasi, pendidikan, serta
pelayanan kesehatan, sehingga kurangnya motivasi bagi peserta didik atau
generasi muda untuk menggali talenta-talenta yang ada pada diri mereka. Tidak
hanya saja pada generasi muda, namun pada tenaga guru, kesehatan, serta
aparatur pemerintah yang di angkat menjadi PNS didaerah tertinggal yang asal
domisili mereka tidak didaerah itu juga demikian, karena rata-rata tujuan
utamanya adalah memerdekan diri dari dunia pengangguran. Jika hal ini terus
dibiarkan maka kapankah negara kita akan maju kesemua pelosok.
Coba kita lihat yang terjadi sekarang ini,
pemerintah mempromosikan daerah-daerah yang memiliki potensi serta mengupayakan
masuknya investor-investor asing, memang strategi yang dilakukan pemerintah itu
sangat bagus dan menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. Terutama sekali
adalah bagi masyarakat yang menempati daerah tersebut yang memiliki skill,
namun sebaliknya juga menjadi malapetaka bagi masyarakat yang tidak memiliki
skill sama sekali, sehingga pada umumnya posisi kerja masyarakat hanya menjadi
buruh. Disamping itu juga akan menjadi saingan bagi pengusaha-pengusaha lokal,
bahkan sebahagian pengusaha lokal harus menghentikan usahanya karena kalah
dalam persaingan.
Bayangkan saja, potensi daerah yang didukung sumber
daya alam sangat menjanjikan tetapi masih adanya kemiskinan, siapa yang harus
kita salahkan? masyarakat seakan terhipnotis oleh pepatah aceh “buya krueng teudoeng-doeng buya tamoeng
meuraseuki”, hal ini selalu terlihat dari banyaknya pengucapan yang
dikeluarkan, sehingga mematahkan semangat generasi muda untuk mempersiapkan
diri sedini mungkin.
Solusi
yang dapat digunakan di daerah tertinggal antara lain:
1.
Pemerataan pembangunan, sehingga tidak
ada perbedaan lagi antara kota dan desa. Jika hal itu mampu diwujudkan
pemerintah, pasti tenaga guru, kesehatan, serta aparatur lainnya tidak terjadi
kendala jika ditempatkan ke daerah. Hal yang terjadi sekarang ini adalah para
PNS yang pandai atau merasa memiliki kemampuan yang baik tidak mau ke daerah
dengan berbagai alasan, salah satu diantaranya adalah susah merintis karir,
serta sisanya mereka yang tidak ada pilihan lain dan berkemampuan sedang
yang mau ditempatkan didaerah.
2.
Mempersiapkan atau membekali skill
dahulu kepada generasi muda melalui pendidikan yang berkualitas yang didukung
oleh berbagai faktor sebelum mengundang investor-investor asing masuk ke
daerah, sehingga terjamin iklim yang kondusif kepada para investor.
Penulis yakin sangat banyak potensi yang ada pada
generasi muda didaerah-daerah tertinggal hanya saja potensi itu belum di gali
secara maksimal, karena kurangnya wadah untuk mengembangkan potensi yang ada.
Untuk menjadikan Indonesia ini terus berjaya, tentu harus dipersiapkan para
generasi-generasi muda yang berkompetensi serta berlandaskan pada ilmu agama.
Seperti kata pepatah “pemenang itu tidak
harus selalu menyingkirkan lawannya tetapi marilah bersama-sama menjadi
pemenang”. Jika pepatah itu mampu diaplikasikan oleh semua anak negeri,
pasti rasa ingin berbagi dan membangun negeri secara bersama-sama tanpa harus
menindas yang lain akan terwujud. Sehingga tidak terjadi lagi konflik-konflik yang
hanya menghancurkan negeri Indonesia tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar