Mengajar
merupakan serangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis, proses belajar
mengajar sangat menguntungkan kedua belah pihak, baik itu yang di ajar maupun
yang mengajar, dalam mengajar tanpa terasa kita sebenarnya juga sedang di
ajari. Tetapi para pengajar (teach)
harus mempersiapkan terlebih dahulu dirinya sebelum terjun kedunia pengajaran.
Mulai dari ilmu, mental, penampilan, sikap serta unsur-unsur yang lain sebagai
penunjang suksesnya pembelajaran. Pengajar yang baik itu adalah pengajar yang
memiliki pengetahuan yang luas tidak hanya dibidangnya juga didukung oleh
pengetahuan dibidang-bidang yang lain, karena dalam mengajar itu kita
memanusiakan manusia seutuhnya.
Proses
mengajar sangat beda dengan berpidato didepan publik, orang yang ahli berpidato
belum tentu sukses dalam mengajar. Mengajar menuntut kita untuk memahami setiap
subjek didik, bayangkan berapa subjek yang di ajarkan kita harus memegang
kendali atas mereka semua. Memegang kendali disini bukan berarti kita sebagi
komando, yang ilmunya hanya monoton dari pengajar, melainkan pengajar hanya
sebagai pengendali dalam ruang formal pengajaran.
Semasa
era 2004 pembelajaran penjas yang saya terima hanya sepakbola dan bolavoli yang
saya terima. Dimana kualitas pengajar penjas kalau hanya mengajar yang
demikian, sehingga pandangan dalam masyarakat tentang penjas itu sendiri sangat
tidak baik. Hal itu bukan dikarenakan penjasnya tetapi para pengajarnya yang
merusak jati diri mereka dan penjas itu sendiri.
Pembelajaran
penjas sekarang ini sudah beranjak kearah yang lebih baik, hal ini bisa dilihat
disekolah-sekolah. Dimana para pengajar telah diberikan pembekalan/pelaihan
tentang pembelajaran yang baik, sehingga para pengajar mampu mengplikasikan
kedalam proses pembelajaran yang mereka pimpim. Namun belum semua dari pengajar
yang mampu mengaplikasikan ilmunya kedalam pembelajaran yang mereka ajarkan.
Dengan alasan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai, para siswa yang
sangat bandel-bandel serta alasan-alasan yang lain. Padaha semua itu bisa
disiasati oleh sang pengajar dengan ilmu dan wawasan yang mereka miliki.
Dalam
kurikulum penjas tercantum beberapa cabang olahraga yang harus ditransver
kepada peserta didik. Karena pangetahuan yang minim mengenai cara mendidik
sehingga sering sekali terjadi salah dalam hal mengajar, para pengajar penjas
lebih dominan melatih peserta didik. Padahal dalam dalam kurikulum dituntut
siswa bugar, mampu melakukan gerak, mampu menganalisa gerak, mampu menjelaskan.
Dari hal itu jika pengajar menerapkan sistem melatih otomatis hal yang demikian
itu tidak tercapai, para siswa hanya mampu melakukan gerak saja tetapi tidak
memiliki pemahaman lain dari penjas itu sendiri.
Melatih
merupakan proses pembinaan anak untuk berprestasi pada salah satu cabang
olahraga. Dengan program latihan yang sudah direncanakan secara sistematis,
dimana mereka dibekali dengan komponen-komponen fisik, teknik, dan taktik.
Mereka harus mampu mengolah tubuhnya menahan rasa letih menahan rasa sakit
untuk dipersiapkan ke even-even pertandingan.
Semoga
saja pengajar-pengajar muda sekarang ini memahami betul tentang ilmu yang
berkenaan dengan cara dan taktik mendidik, agar proses pembelajaran berjalan
sebagai mana yang direncanakan dalam kurikulum. Bukan malah guru membuat
kurikulumnya sendiri dalam proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar